Boigrafi Khadijah binti Khuwailid

Written By Admin on Sabtu, 20 September 2014 | 00.16

Suka artikel? Klik tombol di samping..


Khadijah binti Khuwailid merupakan isteri pertama Rasulullah saw. Nama lengkapnya adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Khadijah binti Khuwailid al-Kubra, anak perempuan dari Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Za'idah, berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy. Ia merupakan wanita as-Sabiqun al-Awwalun.

Kelahiran & Kehidupan Keluarga

Khadijah binti Khuwailid berasal dari golongan pembesar Mekkah. Menikah dengan Rasulullah saw, ketika berumur 40 tahun, manakala Rasulullah saw berumur 25 tahun. Ada yang mengatakan usianya saat itu tidak sampai 40 tahun, hanya sedikit lebih tua dari Nabi Rasulullah saw. Khadijah binti Khuwailid merupakan wanita kaya dan terkenal. Khadijah binti Khuwailid bisa hidup mewah dengan hartanya sendiri. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, Khadijah binti Khuwailid merasa kesepian hidup menyendiri tanpa suami, karena suami pertama dan keduanya telah meninggal. Beberapa sumber menyangkal bahwa Khadijah binti Khuwailid pernah menikah sebelum bertemu Nabi Rasulullah saw.

Pada suatu hari, saat pagi buta, dengan penuh kegembiraan ia pergi ke rumah sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal. Ia berkata, “Tadi malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat matahari berputar-putar di atas kota Mekkah, lalu turun ke arah bumi. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat kemana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. Cahayanya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku". Waraqah mengatakan, “Aku sampaikan berita gembira kepadamu, bahawa seorang lelaki agung dan mulia akan datang meminangmu. Ia memiliki kedudukan penting dan kemasyhuran yang semakin hari semakin meningkat.” Tak lama kemudian Khadijah binti Khuwailid ditakdirkan menjadi isteri Rasulullah saw.

Ketika Rasulullah saw masih muda dan dikenal sebagai pemuda yang lurus dan jujur sehingga mendapat julukan Al-Amin, telah diperkenankan untuk ikut menjualkan barang dagangan Khadijah binti Khuwailid. Hal yang lebih banyak menarik perhatian Khadijah binti Khuwailid adalah kemuliaan jiwa Rasulullah saw. Khadijah binti Khuwailid-lah yang lebih dahulu mengajukan permohonan untuk meminang Rasulullah saw, yang pada saat itu bangsa Arab jahiliyah memiliki adat, pantang bagi seorang wanita untuk meminang pria dan semua itu terjadi dengan adanya usaha orang ketiga, yaitu Nafisah Binti Munyah dan peminangan dibuat melalui paman Rasulullah saw yaitu Abu Thalib. Keluarga terdekat Khadijah binti Khuwailid tidak menyetujui rencana pernikahan ini. Namun Khadijah binti Khuwailid sudah tertarik oleh kejujuran, kebersihan dan sifat-sifat istimewa Rasulullah saw ini, sehingga ia tidak memedulikan segala kritikan dan kecaman dari keluarga dan kerabatnya.

Khadijah binti Khuwailid yang juga seorang yang cerdas, mengenai ketertarikannya kepada Rasulullah saw dia mengatakan, “Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia dan kekuasaan para raja Persia dan Romawi diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk.”

Sewaktu malaikat turun membawa wahyu kepada Rasulullah saw maka Khadijah binti Khuwailid adalah orang pertama yang mengakui kenabian suaminya, dan wanita pertama yang memeluk Islam. Sepanjang hidupnya bersama Rasulullah saw, Khadijah binti Khuwailid begitu setia menyertainya dalam setiap peristiwa suka dan duka. Setiap kali suaminya ke Gua Hira, ia pasti menyiapkan semua perbekalan dan keperluannya. Seandainya Rasulullah saw agak lama tidak pulang, Khadijah binti Khuwailid akan melihat untuk memastikan keselamatan suaminya.

Sekiranya Rasulullah saw khusyuk bermunajat, Khadijah binti Khuwailid tinggal di rumah dengan sabar sehingga Rasulullah saw pulang. Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, beliau coba sekuat mungkin untuk mententram dan menghiburkan, sehingga suaminya benar-benar merasai tenang. Setiap ancaman dan penganiayaan dihadapi bersama. Allah mengkaruniakannya 3 orang anak, yaitu Qasim, Abdullah, dan Fatimah.

Dalam banyak kegiatan peribadatan Rasulullah saw, Khadijah binti Khuwailid pasti bersama dan membantunya, seperti menyediakan air untuk mengambil wudhu. Rasulullah saw menyebut keistimewaan terpenting Khadijah binti Khuwailid dalam salah satu sabdanya, “Di saat semua orang mengusir dan menjauhiku, ia beriman kepadaku. Ketika semua orang mendustakan aku, ia meyakini kejujuranku. Sewaktu semua orang menyisihku, ia menyerahkan seluruh harta kekayaannya kepadaku.” Khadijah binti Khuwailid telah hidup bersama-sama Rasulullah saw selama 24 tahun dan wafat dalam usia 64 tahun 6 bulan.

Wafatnya Khadijah binti Khuwailid

Beberapa hari setelah pemboikotan, Abu Thalib jatuh sakit, dan semua orang meyakini bahwa sakit kali ini merupakan akhir dan hidupnya. Dalam keadaan seperti itu, Abu Sufjan dan Abu Jahal membujuk Abu Thalib untuk menasehati Muhammad agar menghentikan dakwahnya, dan sebagai gantinya adalah harta dan pangkat. Akan tetapi, Abu Thalib tidak bersedia, dan dia mengetahui bahwa Rasulullah saw tidak akan bersedia menukar dakwahnya dengan pangkat dan harta sepenuh dunia.

Abu Thalib meninggal pada tahun itu pula, maka tahun itu disebut sebagai ‘Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah saw. Sebaliknya, orang-orang Quraisy sangat gembira atas kematian Abu Thalib itu, karena mereka akan lebih leluasa mengintimidasi Rasulullah saw. dan pengikutnya. 

Pada tahun yang sama, Sayyidah Khadijah sakit keras akibat beberapa tahun menderita kelaparan dan kehausan karena pemboikotan itu. Semakin hari, kondisi badannya semakin menurun, sehingga Rasulullah saw semakin sedih. Bersama Khadijahlah Rasulullah saw. membangun kehidupan rumah tangga yang bahagia. Dalam sakit yang tidak terlalu lama, dalam usia enam puluh lima tahun, Khadijah meninggal, menyusul Abu Thalib. Khadijah dikuburkan di dataran tinggi Mekah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun. Rasulullah saw. sendiri yang mengurus jenazah istrinya, dan kalimat terakhir yang beliau ucapkan ketika melepas kepergiannya adalah: “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.”

Khadijah meninggal setelah mendapatkan kemuliaan yang tidak pernah dimiliki oleh wanita lain, Dia adalah Ummul Mukminin istri Rasulullah yang pertama, wanita pertama yang mernpercayai risalah Rasulullah, dan wanita pertama yang melahirkan putra-putri Rasulullah. Dia merelakan harta benda yang dimilikinya untuk kepentingan jihad di jalan Allah. Dialah orang pertama yang mendapat kabar gembira bahwa dirinya adalah ahli surga. Kenangan terhadap Khadijah senantiasa lekat dalam hati Rasulullah sampai beliau wafat. Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Khadijah binti Khuwailid dan semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Artikel menarik lain:

0 komentar:

Posting Komentar