Makna
Kesabaran—Bayangkan diri Anda sedang berada di dalam
ruangan konser. Anda sedang asyik menikmati indahnya alunan musik ketika
tiba-tiba ingat bahwa pintu mobil Anda belum dikunci. Anda khawatir terjadi
sesuatu terhadap mobil Anda. Celakanya, Anda tak dapat keluar begitu saja dari
ruangan itu. Anda menjadi gelisah dan tak dapat lagi menikmati musik konser.
Anda begitu tak sabar menunggu konser tersebut berlalu.
Coba renungkan sebentar skenario di atas. Ilustrasi tersebut
menggambarkan definisi baru mengenai kesabaran. Kesabaran adalah kemampuan
menyatukan badan dan pikiran kita (body and mind) di satu tempat. Nah,
begitu badan dan pikiran Anda berada di lain tempat, Anda akan sangat gelisah
dan kehilangan kesabaran.
Lihatlah contoh di atas. Ketika badan dan pikiran Anda ada di
ruangan konser, Anda begitu menikmati segala sesuatunya. Tapi begitu Anda sadar
bahwa mobil belum terkunci, seketika itu juga pikiran Anda beralih ke tempat
parkir. Pada saat itu kenikmatan Anda menonton berubah menjadi penderitaan,
ketegangan, dan kegelisahan. Kalau semula Anda begitu sabar menikmati indahnya
alunan musik detik demi detik, kini kesabaran itu benar-benar habis. Badan Anda
masih di tempat konser, sementara pikiran ada di tempat lain.
Dengan contoh sederhana ini saya ingin mengajak Anda semua
merevisi total pemahaman kita mengenai makna kesabaran. Selama ini, sabar
seringkali diartikan dengan bersedia menderita, bersikap tabah, mengalah, dan
seterusnya. Sabar sering diekspresikan dengan mengurut dada. Anda mengalami
musibah, kemudian orang datang dan mengatakan,''Bersabarlah menghadapi cobaan
ini.'' Anda diperlakukan sewenang-wenang, kawan-kawan Anda mengatakan,
''Bersabarlah, biar nanti Tuhan yang akan membalas orang itu.''
Tak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Yang salah
adalah maknanya. Seolah-olah bersabar hanyalah dikaitkan dengan penderitaan
hidup. Karena itu ekspresinya adalah mengurut dada. Ekspresi seperti ini mereduksi
begitu banyak makna mengenai kesabaran.
Padahal kesabaran adalah rahasia terpenting untuk menikmati
hidup. Kalau Anda bersabar Anda akan benar-benar menikmati saat-saat terindah
dalam hidup Anda.
Definisi baru mengenai kesabaran adalah menyatukan badan
dan pikiran di satu tempat. Apa yang terjadi kalau badan Anda di kantor
tapi pikiran di rumah, atau sebaliknya Anda di rumah tapi pikiran di kantor?
Saya yakin, Anda tak akan menikmati hidup. Dalam menjalankan pekerjaan,
seringkali Anda harus bepergian jauh ke luar kota selama beberapa hari. Saat
itu Anda sering merindukan keluarga di rumah. Dan begitu hal itu terjadi,
mungkin Anda merasa stres dan kehilangan kesabaran. Anda ingin buru-buru
pulang, dan kenikmatan melakukan pekerjaan pun hilang.
Coba amati apa yang Anda rasakan saat terjebak kemacetan di
jalan. Anda sering menjadi stres. Badan Anda masih di mobil tapi pikiran sudah
di kantor, di tempat klien atau di rumah. Anda menderita. Sekarang coba lakukan
penyatuan badan dan pikiran Anda kembali. Kuncinya adalah kesadaran. Sadarilah
sepenuhnya apa yang sedang Anda alami.
Rasakan tubuh Anda yang sedang duduk di mobil, rasakan
sentuhan tangan Anda pada kemudi, dan kaki Anda yang sedang menginjak pedal.
Hidupkan murattal al-Quran, dan amatilah gedung-gedung yang menjulang tinggi.
Anda akan merasakan keajaiban. Perlahan-lahan kesabaran Anda tumbuh kembali.
Bukan itu saja Anda juga akan merasakan rileks.
Jangan salah, untuk relaksasi Anda tidak membutuhkan waktu
dan tempat yang khusus. Yang Anda perlukan cuma bersabar. Sabar berarti hidup
di masa sekarang dan menikmati keberadaan Anda. Anda sering tak sabaran kalau
menunggu sesuatu? Coba satukan badan dan pikiran. Anda akan merasakan bedanya.
Definisi lain dari kesabaran adalah kesediaan Anda untuk
menjalani prosesnya satu demi satu. Dunia ini diciptakan berproses.
Kesabaran berarti menikmati proses tersebut. Anda tak bisa mendadak menjadi
kaya, pandai, dan kompeten. Anda harus mau bersabar menjalani prosesnya dari hari
ke hari. Dalam hal ini berlaku hukum pertumbuhan, Anda hanya menuai apa yang
Anda tanam. Tak ada hal yang instant. Kalau Anda melewati prosesnya karena
ingin cepat kaya, atau ingin cepat terlihat pandai. Anda melawan hukum alam,
karena itu bersiap-siaplah menerima konsekuensinya pada suatu saat nanti
Jadi, marilah kita bersabar. Dan hidup akan terasa lebih
nikmat. Jangan mengurut dada, karena kesabaran adalah kenikmatan bukannya
penderitaan. Apapun karir dan profesi Anda, yang menyebabkan Anda berhasil
bukanlah kepandaian tetapi kesabaran Anda. Inilah rahasianya mengapa agama
selalu mengatakan, ''Sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang sabar.''
0 komentar:
Posting Komentar