Makna Tawakal—Seorang pemuda
pergi menemui mahaguru kebijaksanaan dan berkata, ''Guru, begitu besar tawakkal
saya pada Tuhan sampai-sampai saya tak pernah menambatkan unta saya itu. Saya
biarkan unta itu dalam penjagaan Tuhan.'
Guru yang bijak itu berkata, ''Kembalilah keluar. Tambatkan
untamu itu pada tiang, orang dungu! Tuhan tak akan melakukan sesuatu yang dapat
kamu lakukan sendiri!''
Inilah pemahaman yang benar mengenai makna tawakkal. Tawakkal
tak sama dengan menyerah. Tawakkal justru sebuah sikap proaktif, sebuah
perjuangan habis-habisan untuk melakukan apapun yang dapat kita lakukan
sekaligus menyadari adanya suatu kekuatan yang bekerja di luar kontrol kita.
Apa yang kita hadapi pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga
hal. Pertama, hal-hal yang
dapat kita kontrol. Jangan salah, satu-satunya yang dapat Anda kontrol hanyalah
perilaku Anda sendiri. Betapapun hebatnya Anda, Anda tak akan dapat mengontrol
bawahan, pasangan, maupun anak Anda. Bisa saja Anda memaksa mereka melakukan
apa yang Anda inginkan, tapi itu hanya akan terjadi di depan Anda. Di belakang
Anda, percayalah, hal itu tak akan mereka lakukan.
Kedua, hal-hal yang tak dapat kita kontrol tapi dapat
kita pengaruhi. Kita tak dapat mengontrol bawahan, tapi kita dapat
mempengaruhinya agar bekerja lebih produktif. Kita tak dapat mengontrol
kenaikan gaji di kantor, tapi kita dapat mengusulkannya kepada atasan. Kita tak
dapat mengontrol anak untuk tak melakukan hal-hal tercela, tetapi kita dapat
membekalinya dengan pendidikan agama. Sekali lagi, yang dapat kita lakukan
hanyalah mempengaruhi.
Ketiga, hal-hal yang berada di luar kontrol kita. Ada
banyak hal yang termasuk kategori ini, seperti krisis ekonomi dan moneter (pemerintah
saja tak sanggup, apalagi kita), biaya hidup yang semakin tinggi, pencemaran
udara, kondisi keamanan yang rawan, dan sebagainya.
Untuk bersikap Tawakkal, pertama-tama Anda harus mengetahui
apa yang dapat diubah dan apa yang tidak. Apapun masalah yang Anda hadapi,
masukkanlah itu ke dalam ketiga kategori tersebut. Namun, di sini Andapun harus
hati-hati, jangan sampai salah memasukkan. Misalnya, dimana Anda akan
memasukkan krisis ekonomi dan moneter? Dimana Anda akan memasukkan masalah
banjir lima tahunan yang melanda Jakarta? Apakah hal itu di luar kontrol kita?
Mungkin benar, kalau Anda rakyat biasa. Tapi kalau Anda adalah pejabat
pemerintah dan para wakil rakyat, hal itu masuk hal-hal yang dapat Anda
kontrol. Begitu juga dengan banjir lima tahunan, kalau Anda adalah pejabat di
Pemda maupun beberapa pengusaha bisnis properti, masalah tersebut adalah
kontribusi Anda.
Inti kedua dari tawakkal adalah ''Selalu dapat melakukan
sesuatu dalam situasi apapun.'' Tawakkal bukanlah duduk termenung dan berdiam
diri, tetapi konsep yang sangat dinamis dan proaktif. Anda tak dapat mengontrol
harga-harga, tapi Anda dapat mengontrol gaya hidup Anda. Anda tak dapat
mengontrol keamanan, tapi Anda bisa menghindari ke luar malam seorang diri.
Anda tak dapat mengontrol jalanan yang macet, tapi Anda dapat berangkat ke
kantor lebih pagi. Anda tak dapat melakukan apapun agar penerbangan Anda
selamat, tapi Anda masih dapat menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan. Jangan
salah, menyerahkan pada Tuhan bukanlah suatu tindakan yang pasif, tetapi suatu
PILIHAN yang Anda ambil secara sadar.
Ada cerita menarik mengenai seorang yang divonis menderita
kanker rahim yang sangat ganas. Ia adalah pasien di rumah sakit yang sama dan
dengan stadium yang sama dengan penyanyi Nita Tilana. Bahkan ia adalah pasien
yang sedianya akan dioperasi persis sebelum Nita. Bedanya, perempuan ini minta
operasinya ditangguhkan selama sebulan. Selama itu ia berpuasa dan benar-benar
menyerahkan dirinya pada Tuhan. Ia pun tak menceritakan hal itu pada keluarganya.
Kemudian terjadilah keajaiban. Kanker yang sebelumnya menyebar,
sekonyong-konyong menyatu di satu tempat, sehingga mudah dikeluarkan.
Jadi, tawakkal berarti melakukan usaha semaksimal mungkin,
tetapi menyerahkan hasilnya pada kehendak Tuhan. Dalam situasi tanpa kontrol, tawakkal
berarti memilih untuk menerima apa adanya, dan menghilangkan keinginan, ambisi
dan cita-cita apapun. Tawakkal yang total lebih dari sekedar meminta sesuatu
kepada Tuhan, tetapi menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan.
Coba perhatikan doa Anda. Masih seringkah Anda meminta
sesuatu kepada Tuhan? Ataukah Anda mengatakan hal berikut ini, ''Ya Tuhan,
berikanlah kepadaku apa yang terbaik menurut kehendak-Mu,” tanpa Anda melakukan
apa-apa?
0 komentar:
Posting Komentar